Tuesday 8 April 2014

Sihir

Mantra yang kau hembus itu telah sampai di badanku,
menjalari perutku yang bergolak,
merambati hatiku hingga pengap,
menghisap segala susu dari dadaku hingga kering.

Serupa angin, ia menggesek wujudnya
dengan halus dan lirih,
hingga segala isi dalamku terajang-iris

serupa angin, ia merontokkan pohon kata-kata
dikepalaku
dengan sekali putar.

Aku megap-dedap,
kebencian mengapai-gapai mencekik leherku.
"Dendamlah kau dengan liar, suburlah kau dalam damai"
liat dan marah-marah.

Aku megap-dedap
Mantra itu membekapku sekali lagi,
kali ini dengan pelukan yang dilembut-lembutkan,
hingga garam keluar dari setiap luka-lukaku,
yang terasa seperti kepuasanmu.

Pada kematianku,
akhirnya kau berhenti merapal amarah.

-MS, april 2014

No comments:

Post a Comment