Friday 1 November 2013

Sembarang: sehingga kau!

Aku menanam.. Aku menanam kekeringan pada kelaminmu yang basah. Sehingga tandus menggerogoti tubuhmu, gersang merenggut hulumu. Kehampaan merengkuh pikiranmu.
Pada pikiranmu yang hampa, aku memanen rumput kering dan duri Untukku rajut pada lingkar kepalaku
Aku menyemat, dan aku menyematkan kebencian di seluruh tembok kamar, bahkan pada jendelamu. Aku biarkan dia tumbuh biar merambat pada ubun-ubun rumah pada ubin-ubin tua kamar mandimu Sehingga mandipun tidak dapat melunturkan riasan itu Sehingga dilorong-lorong rumah sendiripun kau tersesat
Kesesatanmu itu kuhamili, Dia bertelur jutaan mata keruh, yang pada setiap pagi aku tanak untuk sarapan
Aku menabur remah-remah kemarahan disepanjang jalan pulau ini biar remahnya meremukkan rumah-rumah memudarkan gereja dan masjid meratakan taman-taman sempit menyempitkan jejalan buntu membuntukan logika mengundang kelaparan yang dalam dan meruntuhkan jembatan imajinasi
Aku menari diatas kota yang tenggelam dalam lubang yang menganga dan kau dibentengi kebisuan

-fg

No comments:

Post a Comment